Rabu, 29 Juli 2009

KARAKTER

Karakter
Setiap orang dilahirkan dengan modak kekuatan/kualitas mental atau moral yang mencerminkan keseluruhan kepribadian seseorang dan berperan sebagai pedoman masa depan. Kekuatan/kualitas mental atau moral yang membuat seseorang, sekelompok orang atau suatu ras berbeda dari yang lain. Ini adalah karakter.
Karakter terbentuk dari bagaimana kita berppikir tentang diri karena pikiran akan mempengaruhi dan menentukan apa yang kita katakana, apa yang kita lakukan dan bagaimana kita menanggapi/meresponse serta bagaimana menila sesuatu. Sungguh pikiran menentukan siapa diri kita seperti tertuang dalam ayat suci:
‘what he thinks is what he is’ – Proverb 23:7b.
Oleh karena itu berpikirlah secara positif dan matang sebelum berkata, bertindak dan/ atau menilai. Sebab apa yang keluar dari hatimu bisa berupa sebuah pancaran kehidupan atau kebinasaan. Hal itu dengan tegas dinyatakan dalam ayat suci:
Be careful how you think; your life is shaped by your thoughts – Proverb 4:25
Seseorang yang memiliki karakter mulia akan jujur menerima potensi diri dan mengembangkannya menjadi kompetensi yang dapat merekonstruksi kembali pandangan diri (citra diri) terhadap hal-hal yang membangun maupun yang menghambat baik dari dalam diri maupun luar diri menjadi potensi yang mendorong kemajuan.
Orang berkarakter umumnya tidak hanya cerdas dan berkompetensi, tetapi lebih dari itu, ia memiliki perhatian dan kepedulian besar terhadap diri dan juga terhadap apa yang ada diluar dirinya. Orang berkarakter tidak hanya memiliki kemampuan untuk mendapatkan suatu pencapaian tetapi juga dapat melindungi diri dari pengaruh- pengaruh negative dari luar. Mengapa? Karena orang berkarakter biasanya bijak dan berhikmat, sebaliknya orang dungu tak memiliki tuntunan hidup (tong kosong nyaring bunyinya). Hal ini sesuai dengan sabda ilahi berikut:
"Clever person is wise because he knows what to do, but stupid person is foolish because he only thinks he knows"-Proverb 14:8
"Sensible people will see trouble coming and avoid it, but unthinking person will walk right into it and regret it later"- Proverb 22:3
4. Talenta
Manusia diciptakan dengan sebuah kekuatan besar yang terkandung didalam dirinya. Kekuatan itu akan bertumbuh dan membentuk setiap pribadi menjadi apa yang dikehendaki dirinya. Kekuatan itu disebut Talenta dan bermanfaat membentuk kemampuan, kekuatan dan kualitas seseorang berbeda dari orang lain bergantung bagaimana memperlakukannya. Ada orang yang merasa nyaman membiarkan talentanya seperti apa adanya. Orang semacam ini merasa kuatir jika pertumbuhan dan perkembangan talenta dapat membuat dirinya berbeda dan tidak diterima oleh orang lain dan lingkunagnnya. Ia merasa nyaman dengan kemampuan dan keberadaan dirinya. Namun, ada orang lain yang tidak merasa cukup dan puas. Ia akan menerobos zona nyaman yang membentengi talentanya dan mengembangkannya menjadi lebih baik.
Anda termasuk kelompok kenyamanan atau kelompok yang haus akan pertumbuhan talenta? Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Karena itu ia memiliki tantangan untuk mengeluarkan talentanya, walau yang terkecil sekalipun dari zona nyaman. Ia akan menginvestasikan talentanya itu melalui belajar, latihan/praktek dan membangun hubungan hingga menjadikan talenta itu sebuah kompetensi.
Talenta yang telah bertumbuh dan menjelma menjadi kompetensi inilah yang akan mendatangkan sebuah pencapain yang luar biasa dan bahkan dapat mengubah dunia.
5. Kompetensi
Setiap orang yang menginvestasikan talentanya melalui belajar, latihan/praktek dan membangun hubungan akan menjadikan talenta itu sebuah kompetensi. Dan setiap orang yang memiliki kompetensi, memiliki kemampuan (ability), kekuatan (power), kekuasaan (authority), ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Kompetensi adalah talenta pilihan (unggul) yang dapat berkembang menjadi pengetahuan, ketrampilan, sifat atau nilai. Dengan kompetensi, seseorang dapat mengalami sebuah perubahan pada pola pikir, pola sikap dan tingkah laku. Perubahan-perubahan dimaksud dapat membentuk sebuah keahlian/kemampuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan kompetensi secara baik dapat memberdayakan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar, menyediakan nilai terhadap diri, dan orang lain juga dapat menciptakan kebaikan atau memberi nilai tambah bagi diri, masyarakat dan lingkungannya. Setiap usaha berbasis kompetensi menciptakan suatu perubahan menuju arah yang lebih baik. Namun setiap usaha baru akan bermanfaat jika dapat diterima bukan sebagai sebuah rutinitas melainkan sebagai sebuah proses pembiasaan.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah buah pengembangan talenta menjadi kompetensi dan merupakan dasar bagi semua tindakan yang berpotensi memberi keberhasilan. Pengetahuan (talenta dan kompetensi) harus diusahakan dan dikembangkan melalui proses belejar berkelanjutan berdasakan konsep dasar dalam hidup; yakni konsep untuk membentuk diri menjadi apa dan untuk mendapatkan hasil apa sesuai dasar yang ditetapkan. Demikan Rasul Judas menulis "But you my friends, keep on building yourselves up on your most sacred faith- Jude 1:20.
Setiap orang tidak ingin hidup biasa-biasa saja, ia ingin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan kompetitif. Namun, setiap orang yang berkeinginan bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik perlu melengkapi diri dengan pengetahuan dan sabar mengembangkan pengetahuannya, sebab sesungguhnya niat dan semangat saja tidaklah cukup untuk mendorong pencapaia suatu keberhasilan, hal itu telah difirmankan seperti berikut:
Enthusiasm without knowledge is not good; impatient will get you into trouble-Proverb 19:2.
Selain merupakan sebuah anugrah, Pengetahuan yang memadai memberdayakan seseorang untuk berhasil tidak hanya dalam hal-hal biasa, tetapi juga mampu melakukan hal-hal ajaib (luar biasa) sehingga nama Tuhan dipermuliakan didalamnya. Demikian ada ayat suci yang berbunyi:
God gave knowledge to human beings so that we would praise him for the miracles he performs – Sirach 38:6
Pengetahuan Sumber Pilihan
Pengetahuan yang sempurna adalah ilmu yang dapat memberi lebih banyak pilihan; pilihan cara, pilihan taktik atau strategi dan pilihan solusi dalam mewujudkan keinginan. Banyak pilihan akan membantu kita untuk tidak hanya terpaku dalam cara yang biasa-biasa saja. Selain itu dengan bertambah pengetahuan, seseorang akan mengetahui lebih banyak dan juga memiliki ketajaman dalam membedakan suatu informasi atau tindakan yang memberi manfaat atau menyesatkan. Pilihan tepat dari sebuah pengetahuan akan mampu memberdayakan seseorang untuk menemukan, mengenal dan memperbaharui diri (citra diri) secara utuh dan sempurna.
Pengetahuan ibarat titik-titik hujan di tengah gurun yang tandus, selain dapat memuaskan setiap makhluk yang menerimanya, juga dapat memberi mereka kemampuan untuk bertahan, melanjutkan dan memperbaharui hidup. Barangsiapa menerima dan mengamalkan pengetahuan, ia akan mendapatkan kebahagian, kehormatan dan kemulian; sebuah dambaan hidup yang agung, tentunya seperti dalam ayat suci berikut:
She sends knowledge and understanding like the rain, and increase the honor of those who receive her-Sirach 1:19
6. Citra Diri
Belajar, pengalaman dan pengajaran menghasilkan ilmu, ilmu meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan memberdayakan guna mencapai pembaharuan diri. Dengan kata lain, pengetahuan memberdayakan seseorang untuk menemukan, mengenal dan memperbaharui diri (citra diri) secara utuh dan sempurna.
Atkin berpendapat: ilmu yang kita peroleh, selain membuat kita berisi pengetahuan yang memadai, juga menolong kita memperbaharui defenisi tentang diri atau membantu kita memperbaiki citra diri.
Citra diri adalah sebuah unsur alamiah yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri setiap orang. Citra diri adalah keunggulan diri yang digali dari dalam guna menemukan kunci diri atau yang biasa disebut NASIB.
Orang yang mengenal citra diri akan selalu melihat kedalam diri dan ia akan bangkit. Tetapi mereka yang melihat keluar tak akan mengenal diri dengan baik. Mereka yang melihat keluar hanya akan menghayal saja, demikian nasehat Carl Jung.
Citra diri menolong diri untuk mencitrakan diri sebagai pribadi yang utuh, unik dan berbeda seturut pembaharuan akal budi kita dan bukan seturut kehendak orang lain atau lingkungan sekitar.
Setiap orang yang ingin bertumbuh lebih baik memerlukan pola pikir baru dan tatanan baru yang memperbaharui. Orang yang terus berkembang tidak membiarkan hidup dipengaruhi oleh arus duniawi tetapi menjadikan hidupnya sebuah agen perubahan dan pembaharuan (agent of change). Citra diri juga dapat menuntun seseorang ke arah mana hidup ini harus dituju.Hal pembaharuan dengan jelas tertuang dalam perintah suci:
‘Don’t conform yourselves to the standard of this world but let God transforms you inwardly by a complete change of your mind.’– Rome 12: 2
Citra diri sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan setiap orang! Citra diri menolong anda dan saya untuk tidak menjadi seperti apa yang orang lain atau lingkungan kehendaki, tetapi menjadi diri sendiri seperti apa yang dikehendaki diri.
Peranan Citra Diri
Keberhasilan adalah sebuah cita-cita yang hendak diraih oleh setiap pribadi, namun keberhasilan itu akan semakin sulit dijangkau jika anda tak memiliki Citra Diri atau yang biasa disebut kesimpulan tentang diri. Setiap orang boleh berusaha meningkatkan kemampuan diri atau menciptakan metoda, alat atau merumuskan tujuan (keberhasilan) sedemikian rupa guna mendapatkan kemudahan bagi sebuah pencapaian, namun ternyata Citra Diri jauh lebih berperan bagi suatu (pencapaian keberhasilan) tujuan dari pada rumusan tujuan yang kita buat, atau kemampuan yang kita miliki. Demikianlah Gordon Dryden pernah mengatakan bahwa: Materi Pendidikan terbaik penting bagi keberhasilan, tetapi ternyata peranan citra diri jauh lebih penting bagi keberhasilan pendidikan itu sendiri. Hal ini benar adanya karena Citra diri memampukan seseorang untuk mengkonsepkan tentang siapa dirinya sebelum menjadi apa dirinya kelak. Konsep seseorang tentang siapa dirinya sebelum menjadi apa dirinya dapat dipahami dalam doktrin – doktrin berikut:
Doktrin Samurai : Jadilah PEMENANG sebelum menjadi PETARUNG
Doktrin Militer : Jadilah PENAKLUK sebelum menjadi PRAJURIT
Doktrin Olahraga : Jadilah JUARA sebelum menjadi ATLET
Artinya opini diri (sebagai pemenang, penakluk dan juara) dapat secara otomatis meneguhkan pengakuan terhadap diri (sebagai petarung, prajurit dan atau atlet) anda.
Senjata Diri
Berbeda dari Hewan, kekuatan fisik tidak mampu melindungi manusia dari serangan makluk hidup lain dan dari pengaruh perubahan alam. Manusia memiliki kekuatan fisik lebih lemah, karena itu ia tak mengandalkan fisik saja untuk membangun diri. Ada Akal Budi yang memberdayakan untuk mempersenjatai diri dengan Ilmu Pengetahuan, Ketrampilan dan Tehnologi. Ilmu Pengetahuan, Ketrampilan dan Tehnologi diterima sebagai senjatai diri yang sangat penting karena bermanfaat untuk dapat mengaktualkan konsep diri secara tepat.
Oleh karena itu kenali, pelajari, kuasai dan pergunakan senjata diri secara baik dan benar. Ada dua senjata yang berbeda; spirit dan fisik. Pilihlah satu dari senjata-senjata ini untuk mempermudah tugas anda. "Pergunakanlah senjata SPIRIT terlebih dahulu sebelum senjata FISIK/kekuatan (pedang). Karena untuk jangka panjang, spirit akan mengalahkan fisik/pedang."-nasehat Napoleon Bonaparte
Orang yang berhasil mengunakan senjata diri dapat memberi kekuatan kepada citra diri untuk memberdayakan dirinya menjadi pribadi bernilai dan bermanfaat bagi diri dan orang lain serta membuat kehidupan masyarakat lebih baik (to provide value to people and to make community better).

Tidak ada komentar: